WANITA PALING PERKASA DI JAGAT RAYA
เขียนโดย Fathy Sp | 10:44 AM |ป้ายกำกับ: WANITA PALING PERKASA DI JAGAT RAYA
Jika jawaban kamu adalah Wonder Woman atau superhero wanita lainnya, maka jawaban kamu salah. Yang dimaksud wanita paling perkasa di sini adalah seorang wanita yang memiliki jabatan sebagai “IBU”. Yupz ibu. Penasaran kan kenapa seorang ibu menjadi wanita paling perkasa? Yuk intip kegiatannya sehari-hari biar kamu tahu seberapa perkasakah IBUmu?
Sebelum adzan Shubuh berkumandang, ibu telah bangun dan menjadi orang pertama yang bangun dalam rumahmu. Apa yang ia lakukan? Ia keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Untuk apa? Pastinya untuk menunaikan panggilan Allah, tahajud. Setelah itu ia tidak tidur kembali melainkan meneruskan ibadahnya dengan mengambil mushaf yang berada di sebelah sajadahnya dan membaca ayat-ayat cinta yang diberikan Allah kepada hamba-hambaNya hingga seruan paling merdu di seluruh penjuru dunia terdengar. Adzan.
Setelah shalat Shubuh dikerjakan, ia mulai mengerjakan tugasnya sebagai insan manusia yang berpredikat istri sekaligus ibu. Ia membangunkan Sang Suami tercinta dengan segenap kasih sayangnya. Kemudian ia ke kamar anak-anak melakukan hal yang sama dengan yang ia lakukan sebelumnya. Tak jarang ia harus berlama-lama merayu seluruh anggota rumah untuk terjaga dari tidur lelap mereka, termasuk kamu.
Kemudian ia beranjak ke dapur untuk melaksanakan tugas berikutnya, menyiapkan sarapan pagi meski cuma nasi goreng atau telur ceplok. Mungkin kamu ga sadar betapa berharganya sarapan pagi. Padahal dengan sarapan pagi, kamu bisa lebih siap menjalani rutinitas keseharian. Apalagi sarapan yang dibuat dengan sepenuh cinta. Tapi terkadang kamu lupa mengucapkan terima kasih bahkan tidak memakan sarapan itu. Tapi seorang ibu selalu mempunyai cara agar orang-orang yang dicintainya bisa tetap menghadapi harinya. Dengan sigap, ia menyiapkan bekal untuk dibawa dan dengan tersenyum manis berkata: “Di makan ya. Biar ga sakit!”. Lalu ia mengantar hingga pintu depan dan melambaikan tangan saat semua menjauhi rumah.
Jangan lupa, ibu juga lho yang nyiapin seluruh perlengkapan seluruh keluarga di pagi hari. Ga cuma sarapan, tapi juga baju yang dipakai. Kalo baju yang kamu ingin pakai belum ada di lemari, kamu langsung teriak memanggil ibu, “Bu, bajuku yang itu mana?”. Ga jarang ia harus kerja ekstra demi membuat kamu merasa nyaman dengan harimu.
Kepergian seluruh penghuni rumah tidak membuatnya bisa merileksasikan seluruh sendinya dengan bersantai. Tetapi setumpuk pekerjaan rumah telah menunggunya. Ia kembali ke dapur untuk membersihkan perlengkapan yang dipakai untuk memasak dan sarapan pagi tadi dan malam sebelumnya. Kemudian ia pergi ke pasar membeli segala keperluan makan siang, malam dan juga sarapan keesokan paginya. Dengan keadaan pasar tradisional yang padat, bising, kotor dan apek, ia bergelut dengan semua itu tiap hari, tidak ada kata jijik dalam kamusnya. Meskipun harus menghadapi semua hal itu, kegiatan ke pasar membuatnya bisa bergaul dengan berbagai orang, termasuk menambah pengetahuan dan juga teman pastinya. Sehingga ia tidak menjadi seorang yang kuper, alias kurang pergaulan.
Pulang ke rumah dengan membawa semua barang belanjaan yang cukup berat dilakukannya sendiri. Padahal jarak antara rumah dan pasar bukanlah jarak yang dekat, walaupun tidak terlalu jauh juga sih. Meskipun begitu, ibu selalu berjalan kaki ke sana, katanya sekalian olahraga. Badan sehat, keuanganpun hemat. Maklum seorang ibu juga merupakan manajer keuangan lho untuk keluarganya. Yang harus menentukan apa yang mesti dibeli keluarganya dalam satu bulan dengan uang yang dihasilkan ayah secara cukup. Tidak berlebihan, tapi juga tidak pelit. Alias tepat guna, se-efisien dan se-efektif mungkin. Biar ayah ga pusing mikirin kelebihan permintaan dari anggota keluarga yang lain. Ibu juga menyisihkan uang belanjanya untuk di tabung. Tabungan masa depan. Yang bisa dipakai untuk hal-hal penting di luar kebiasaan sehari-hari, seperti berobat kalau ada anggota keluarga yang sakit.
Dari pasar, ia melakukan tugasnya sebagai seorang akuntan. Yang mencatat seluruh pemasukan dan pengeluaran keluarganya. Kalo kamu yang pernah belajar akuntansi merasa kesulitan, maka jika kamu telah menjadi seorang ibu, kamu akan selalu berjumpa dengan studi persoalan yang satu ini. Kebayang kan gimana ribetnya??
Selanjutnya ia mengumpulkan seluruh cucian kotor dari setiap kamar. Mencuci. Yupz, mencuci adalah kegiatan selanjutnya. Baik dengan alat bantu yang diberi nama mesin cuci, ataupun dengan alat sederhana yang diberikan Tuhan secara gratis, yaitu tangan. Tapi bukan berarti alat yang sederhana itu lebih buruk dari mesin, malah sebaliknya, alat sederhana itu yang lebih hebat. Alat itu ga hanya bisa melakukan hal yang bisa di lakukan mesin cuci, tapi juga mesin-mesin lain. Eh, jadi ngelantur. Balik lagi ke ibu yuk. Semua cucian. Baju kotor dirinya sendiri, ayah, kamu, dan juga adik, semua ia yang mencucinya. Mulai dari merendam, mengucek, membilas, sampai menjemur semua dilakukan tanpa meminta bantuan kamu. Coba kalo kamu yang ngerjain? Kamu akan langsung merutuk “Ma, tanganku sakit, merah-merah, panas, gatel, huh. Pokoknya aku ga mau nyuci pake tangan lagi.” Hayo, bener ga??
Mencuci selesai, apalagi yang dilakukannya? Kalo jawaban kamu membersihkan rumah, tepat sekali. Dimulai dari membersihkan barang-barang dari debu. Huf, kalo kamu disuruh mengerjakan pekerjaan yang satu ini, kamu mungkin akan membentengi diri dengan kemoceng, penutup hidung dan mulut serta celemek. Kenapa? Karena kamu alergi dengan debu. Daripada debu itu masuk ke hidungmu dan sehari-semalam kamu bersin-bersin tanpa henti, lebih baik pakai penutup hidung meski terlihat seperti ninja, tapi ga apalah. Debu juga bisa mengotori bajumu, karena itu kamu pakai celemek. Kan sayang baju baru. Tapi apa ibu melakukan persiapan yang sama dengan kamu jika akan membersihkan rumah? Tidak. Ini sudah pekerjaan sehari-hari sehingga debu tidak lagi jadi penghalangnya untuk membuat rumah terlihat lebih cantik dan indah.
Pekerjaan-pekerjaan itu telah menghabiskan waktu paginya. Hingga siang menjelang, ia belum juga bisa beristirahat karena anak-anaknya yang bersekolah akan pulang sedangkan makanan untuk makan siang belum tersedia. Ia kembali ke dapur untuk memasak. Memasak makanan kesukaan kamu yang bergizi tinggi yang akan memuaskan cacing-cacing yang kelaparan dalam perut kamu hingga mereka berhenti memainkan gendang perutmu.
Saat kamu dan adik pulang, makanan telah tersedia di meja makan masih dalam keadaan panas. Kamu yang sudah sangat merasa lapar, langsung merambah meja makan tanpa mengganti pakaian sekolahmu terlebih dahulu. Ga jarang adik malah berlari ke pelukan ibu sambil menangis karena telah diganggu oleh teman-temannya yang nakal. Memang, pelukan ibu selalu bisa menghangatkan perasaan anak-anaknya yang sedang butuh seseorang di dekatnya hingga semua rasa yang tidak enak hilang tanpa bekas. Setelah kenyang, ibu mengantar anak-anak kesayangannya ke kamar untuk beristirahat setelah hampir lima jam bergulat dengan pelajaran yang membuat otak bertambah volumenya.
Saat semua tertidur untuk menikmati siang hari dengan beristirahat, ibu tidak melakukan hal yang sama. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya, menyetrika. Menyetrika baju-baju yang telah ia cuci di hari sebelumnya agar bisa dipakai oleh kamu, ayahmu dan keluargamu yang lain yang pastinya tinggal di rumahmu. Jika kamu beranggapan bahwa menyetrika adalah pekerjaan sederhana yang bisa dilakukan oleh siapapun, mari kita buktikan, apakah sesederhana itukah menyetrika baju?? Emang bener sih, menyetrika adalah pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh siapapun. Termasuk kamu. Tapi pekerjaan tersebut memiliki risiko yang tidak kecil. Coba kamu pikir. Pertama, cucian yang harus kamu setrika banyak, sehingga punggung kamu akan lelah karena terus menerus ditegakkan tanpa istirahat sampai semua pakaian selesai disetrika. Kedua, kamu berhubungan dengan sebuah benda yang memerlukan listrik sebagai sumber energinya. Yang bisa menyebabkan kamu terkena setrum jika tidak berhati-hati dan memakai perlengkapan sederhana sebagai senjata pelindung seperti sandal jepit. Ketiga, alat listrik itu menghasilkan panas yang sangat. Jika tersenggol bagian alat pemanasnya, tidak akan diragukan lagi kamu akan merasa kepanasan dan kesakitan serta kulit kamu akan terluka dan luka itu akan berbekas meski cuma garis hitam. Oya jangan lupa, kalo baju yang rapi menjadikan kamu memiliki imej yang baik. Jadi, apa kamu masih pikir ini pekerjaan yang sederhana?
Adikmu bangun sesaat setelah ibu menyegarkan dirinya. Saat itu sore telah menyingsing. Ibu menemani adik mandi, membangunkanmu, dan mengingatkanmu untuk membasuh tubuh juga. Kemudian bermain bersamamu dan adik sambil menunggu ayah pulang. Ketika ayah pulang, kalian berdiri menyambutnya dengan tatapan hangat dan senyum yang merekah. Begitupun dengan ibu. Setelah ayah menghilangkan keringat, ia pun ikut bermain bersamamu. Menghabiskan sore yang indah.
Maghrib menjelang, kewajiban manusia lainnyapun meruak. Panggilan hati yang menenangkan jiwa. Semua anggota keluarga bangkit untuk memenuhi panggilan tersebut. Melakukan shalat berjamaah begitu menakjubkan. Selesai shalat, ibu kembali ke dapur untuk menghangatkan makanan yang akan dihidangkan malam itu yang telah dimasaknya siang tadi. Kamu turut membantunya. Saat makan malam, terjadilah diskusi yang sangat menyenangkan. Ayah dan ibumu bertanya bagaimana sekolahmu dan adikmu hari ini. Tidak hanya kabar baik yang didengar ayah dan ibmu, tapi juga keluh kesah serta kesulitan yang kamu dan adik hadapi.
Selesai makan, ibu dan ayah membantumu dan adik menyelesaikan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru di sekolah hingga usai. Kemudian menonton televisi bersama dan membahas apa yang bisa diambil dari tayangan tersebut. Hingga waktu tidur tiba, ibu membiasakan untuk membersihkan mulut, tangan kaki sebelum naik ke tempat tidur. Mendongengkan cerita dengan segala kemampuan yang ia punya untuk membuat tidurmu lebih indah agar kau siap menjalani hari besok. Tidurmu dan adik membuatnya tenang dan menghilangkan segala kelelahan dari semua aktivitasnya tiap hari.
Ia baru bisa beristirahat setelah semua pekerjaannya selesai hari itu. Hampir tiap malam ia menjadi orang terakhir yang tertidur setelah memastikan keadaan seluruh rumah sudah tenang. Ia melakukan semua perjaannya dengan ikhlas tanpa sedikitpun meminta imbalan. Pernahkah kamu membayangkan apa yang telah ia lakukan dan seberapa lelahnya ia? Aku pernah melakukan pekerjaan yang ibu lakukan. Kau tahu bagaimana rasanya? Satu kata yang bisa menggambarkan semua itu, capek! Ya, capek. Kadang kita merasa dengan berada di sekolah atau di luar rumah dengan segudang aktivitas, kita merasa sangat lelah dan ingin libur dengan beristirahat sehari saja. Sedangkan ibu, tak pernah terpikir olehnya untuk beristirahat dari segala rutinitasnya sehari-hari hingga maut menjemputnya. Andai sehari saja ibu meliburkan dirinya, apa yang akan terjadi? Aku pastikan rumah akan menjadi kacau. Pagi yang kacau, siang yang berantakan, dan malam yang sangat tidak menyenangkan. Mungkin kamu pernah merasakannya saat ibu sedang tidak dalam keadaan yang sehat. Semua pekerjaannya tercecer, dan kamu harus membantunya dengan segala kejengkelan, padahal ibumu tidak pernah seperti itu dalam melakukan tugas-tugasnya. Jika kamu telah bekerja, dan merasa pekerjaan yang sedang kamu geluti tidak sesuai dengan yang kamu idamkan, kamu dapat pindah ke pekerjaan lain yang lebih sesuai untukmua. Tapi ibu? Ibu tidak pernah menuntut banyak atas segalanya. Ia malah menjalaninya dengan segenap perasaannya, kasih sayanngnya dan cintanya tanpa pamrih. Dan yang paling penting dari semua itu, ibu dan ayahmulah yang mengajarkan hidup padamu. Terlebih lagi jika ibumu adalah seorang wanita karir, dengan mempunyai pekerjaan. Tidak salahkan jika aku menyebutnya sebagai wanita yang paling perkasa di seluruh jagat raya.
Sekarang, setelah semua yang telah ibu berikan padamu, apakah kamu pernah berterimaksih padanya, dan memberikannya libur, sehari saja? Jika belum lakukanlah sekarang juga, selama kamu bisa melakukannya dan belum terlambat untuk mewujudkannya sebagai tanda syukurmu pada Allah yang telah memberikan seseorang yang sangat berjasa dalam hidupmu, dan wujud terimakasihmu kepada seseorang yang telah mengandungmu, malahirkanmu dengan mempertaruhkan jiwanya, menyapihmu agar tubuhmu memiliki kekebalan tubuh yang cukup untuk menapaki hidup, mendidikmu menjadi manusia yang berguna dan lain sebagainya. Juga sebagai permohonan maaf atas segala kesalahanmu padanya yang telah membuatnya susah selama dalam kandungan, yang hampir menghilangkan nyawanya dalam melahirkanmu, yang membuatnya tidak bisa tidur dengan tangismu, yang membuatnya sedih saat kamu tidak mematuhi keinginannya padahal itu untuk kebaikanmu, yang membuatnya marah atas kekasaranmu dan membuatnya iri ketika kamu telah memiliki seseorang yang membuatmu lupa padanya.
Khusus untuk ibuku, terimakasih atas segalanya. Maafkan anakmu yang tidak pernah bisa menjadi anak yang sesuai dengan keinginanmu. Kau takkan bisa tergantikan oleh apapun di dunia ini. Seperti doamu yang selalu menemaniku, seperti itu juga cintaku untukmu. Ibu, dirimu bukan hanya sebagai idola bagiku, tapi pahlawan hidupku. Tanpamu, apalah diri ini. Luv u, Mom.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 ความคิดเห็น:
Post a Comment