

Bila pisau datok mudeng sudah siap akan melakasanakan tugasnya, maka ada seseorang yang memberi arahan dan isyarat pada si penembak salvo keudara untuk melakasana tugas menembak, sungguh hebat budak lelaki melayu taning kita masuk jawi dengan datok mudeng, salah satu ada tembakan salvo seperti cara kemiliteran yang akan dikebumikan, atau bolih juga kita kata tembakan kenangan dan kehormatan setinggi-tingginya, maka pantas lah bila orang mengatakan bahwa anak melayu taning kita tidak mudah kalah bila melawan, sebab waktu budak-budak sudah diajarkan dengan suara senjata, itu kebudayaan kita, yang pasti budak lelaki yang ada dikampung-kampung pasti mengenangnya.
Sekira kita fikir dalam-dalam mengenai kebudayaan orang melayu taning kita, sungguh pesan yang tidak tersurat sangat begitu dalam, macam budaya sireh pinang bila ada orang bertamu kerumah, masuk jawi budak melayu taning merupakan awal untuk menuju seorang lelaki yang baligh secara ilmu fiqih, sebab berawal dari situ lah tubuh badan seorang budak lelaki akan jadi semakin besar dan tinggi.
Banyak lagi bila kita mahu nak fikir dengan kebudayaan melayu taning kita sendiri, masuk jawi adalah salah satu daripada sekian banyak tata cara budaya orang melayu taning kita, waktu masuk jawi pun sudah dengar suara senjata, maka waso tidak heran manolah, bila budak lelaki sudah jadi lutuk keras, dada bidang, tulang keras, bila berjalan tidak tunduk kebawah selalu, wajah menolih kanan dan menolih kiri cari bunga-bunga mawar tepi jalan dan bunga-bunga mawar dalam kebun yang ada pagar tinggi, dan bawa senjata melawan dengan musuh dengan berani tahan sakit dan bawa lari darah kehutan-hutan, sebab waktu kecil pun sudah diajar dengan paruh pisau tajam datok mudeng, waktu budak bawa baruh dengan jalan ngekai, waktu besar bawa lari paruk dengan berlari-lari dan diusung oleh kawannya sendiri.
Masuk jawi bagi budak melayu taning ada pesan budaya dan pesan kejantanan seorang budak lelaki melayu taning sejati, waktu budak lagi sudah kenal dengan paruk pisau tok mudeng, waktu besar tidak payah kira dengan paruk apa pun, itu fikiran kawea dan rasa kawea lah, demo-demo yang baca tulisan kawea pula lah macam mano?.
Oleh: Ma’yeh Kota Baru Jala
1 ความคิดเห็น:
boleh berkongsi kaedah berkhatan cara lama di blog saya..
berkhatantradisional.blogspot.com
Post a Comment