CINTA

Jiwa yang mana yang tidak ada rasa cinta, maka jiwa itu perlu dibawa ke seorang doctor, untuk dipriksa dan diberi obat, kadang kala orang mengatakan bahawa cinta itu hanya bolih dirasa saja dan tidak bolih ditulis dengan kata-kata, sulit bicara cinta dan mudah dirasa tanpa kata-kata, bila kita bicara cinta, maka bolih kita kata kita sedang bicara tentang hidup manusia, kita yang ada sekarang akibat hubungan cinta antara dua orang, yaitu makhluk yang pada bentuk berbeda tapi menyatu dalam satu rasa, dari hasil satu rasa itu lah lahir lah pula satu makhluk baru, entah itu jenis lelaki atau perempuan sesuai dengan kehendak tuhan.

Cinta pada Agama, lelaki cinta pada wanita, wanita cinta pada lelaki, ibu cinta pada anak, suami cinta pada istri, cinta pada lingkungan hidup, cinta pada kebersamaan dan lain-lain lagi rasa cinta, setiap kehidupan itu ada bahasa cinta tersendiri, cuba kita melihat pada anak kecil yang baru lahir dari rahim ibunya, maka bahasa dia adalah menangis, dan bahasa seorang ibu adalah suka dan hilang rasa sakit bila dapat mendengar anak yang baru keluar dari rahimnya itu “Menangis”.

Bahasa cinta itu ada, Cuma untuk memilih bahasa tulis yang manakah paling tepat, sebab cinta itu rasa dan tertanam didalam hati sanubari setiap anak manusia, sakit seorang ibu akan hilang, bila dapat buah hasil dari cintanya lahir dialam dunia dengan selamat, dan seorang suami akan rela segala kehidupannya untuk menjaga anak kecil yang baru lahir itu, mudah katanya cinta itu adalah gerakan hati yang dalam, cinta seorang lelaki pada wanita itu akan timbul rasa rindu, rasa khayalan yang indah, dan itu lah rasa hati setiap anak manusia, orang yang mengguna obat terlarang saja pun kadang kala hanya ingin ada khayalan yang semu dan indah, demi untuk melari diri dari rasa kekecewaan dari alam yang nyata, akan tetapi melakukan perkara seperti itu akan merusak tubuh badan yang kasar, ada ahli syair cinta membuat kata bijaknya “Rasa Nikmat Tapi Penyakit, Penyakit Tapi Nikmat”.

Seroang pahlawan bangsa akan rela hidupnya
untuk mempertahankan kehormatan bangsanya, disebabkan juga kerana ada cinta didalamnya, dia cinta pada generasinya, dia cinta pada kekayaan buminya, dia cinta pada kesucian agamanya, dia cinta pada kecerdasan anak-anak muda, dia cinta pada kedamaian, cinta kebersamaan yang tidak ada menindasan, semakin bicara masalah cinta, maka akan semakin menjadi penekan rasa yang lebih dalam, disebab itu lah cinta yang paling tertinggi adalah cinta kepada tuhan.

Bila kita pandai menyimak dengan cermat dan teliti, baik itu lagu, syair, nasyid, puisi, sajak, pantun, film, dan lain-lain bentuk lagi, kesemua bentuk itu pasti ada unsur cinta didalamnya, contoh pada lagu saja yang anak muda suka dengar, pasti didalam ada lagu bahasa cinta, walaupun lagu itu bersifat rock atau klasik, apa lagi nasyid yang anak mudi islam suka dengar, jelas-jelas disana banyak kalimah cinta, entah itu Cinta Pada Tuhan, Cinta Pada Rasul, Cinta Pada Kekasih, Cinta Pada Ibu, Cinta pada Kedamaian, dan lain-lain cinta lagi, bila didalamnya tidak ada unsur cinta, maka bolih kata perkara itu tidak tertarik oleh hati manusia.

Lalu apa cinta yang sesungguhnya, jawaban ada dalam diri orang yang ada rasa dan akal sihat, yang pastinya cinta itu ada pada orang sehat rasa dan fikiran, yang paling takut ada cinta yang salah guna, macam cinta anak muda pada mudi atau mudi pada muda yang lepas kontrol, yang akibatnya celaka dalam hidup dalam masyarakat yang berbudaya dan beragama, maka dengan itu landasan kehidupan perlu pada tali hubungan baik antara akal dan hati, dan do’a pada tuhan supaya terjaga dari celaka akal dan celaka hati, Jangan Sampai Terjadi Cinta Seperti Film Barat Taitanic Dan Penganut Faham Sekularime.

By: Panji Putra