
Orang kecil melawan dengan taktik hit and run (serang dan lari), orang besar menukul dengan Big Hit (serang besar) contoh kita bolih lihat yang terjadi di Palistina, tentara Israel dengan cara mengguna Bom besar-besar terhadap orang Palistina, tanpa merasa sian belas kasiahan terhadapa wanita dan anak-anak, akan tetapi orang kecil hanya dapat serang dan lari sembunyi, akan tetapi cukup membawa duka yang lama bagi orang besar, bagaikan perlawan dalam cerita pasukan gajah Namrud yang dapat dipatahkan oleh pasukan nyamuk, mati lah gajah yang besar itu, maka menang lah nyamuk yang kecil.

Macam apa perang gerila itu?, bermacam-macam bentuk, di Palistina bolih kita dapat melihat, bagaimana cara perang yang dilakukan oleh kelompok Fatah, di Afghanistan bolih kita melihat bagaimana pasukan Taliban yang menyerang pasukan tentara Amerika, dan di Patani kita sendiri bolih melihat setiap hari, bagaimana para pejuang menyerang pasukan tentara Siam yang ada di jalan-jalan rumah kita sendiri, ada yang taruh Bom dibawah jalan raya, ada yang taruh Bom diatas pokok kayu, ada yang taruh Bom di kendara motor sika, dan ada juga yang mengguna taktik serangan ala commando, yaitu taktik cepat, tepat, singkat dan lompat hilang dalam hutan beluka bagaikan hantu.
Akibat terjadi perang gerila adalah akibat penindasan, penjajahan, dan ketidak adilan dalam kehidupan masyarakat, maka tidak syak lagi bahwa perang gerila yang terjadi di Patani kita sendiri adalah akibat kepenjajahan itu, lalu siapa yang menjadi para gerilawan, bila orang itu ada dalam bawah penjajah, maka dia itu termasuk seorang gerilawan, walau pun dia tidak mengakui dengan lidah bahwa dia adalah gerilawan, jika dia tidak merasa dijajah pada hal hakikatnya tanah kelahiran dia dijajah, maka orang itu sudah mati rasa cinta pada tanah kelahiran dia sendiri, maka sebelum mati yang sungguh dia sudah mati, kerana tidak cinta bela diri yang senjati, habis martabat sebagai manusia yang bersuku bangsa, rela gangti bako diri sendiri kepada bako yang lain, perang gerila tak akan menang dengan cara melihat dengan mata kepala dalam satu masa, akan tetapi menang secara jiwa dan rasa kemerdekaan diri.
Maka dengan itu, beri lah jiwa perlawanan kita sebagai manusia Melayu Patani terhadap penjajah Siam yang suka makan binatang babi itu!, walau pun dengan bahasa dalam hati yang sunyi tapi dahsyah didalam suasana dan alam ikut bersuara, percayalah!, Allahhu Akbar!.
By: Abu Nara
0 ความคิดเห็น:
Post a Comment