Rencana jahat siam terhadap kurban penembakan di masjid al-furqan

NGO seluruh dunia dan organisasi konfrensi Islam ( oki ) dan ummat islam seluruh dunia telah mengutuk para pelaku penembakan dalam masjid al-furqan, yang memakan kurban 11 orang dan yang cendera parah 12 orang, dengan kejadian itu, pihak keamanan selalu membuat teka teki, dan tidak ada satu pertimbagan apa pun terhadap massa, pihak keamanan dengan lantang memberi pernyataan secara media massa bahwa pelaku penembakan di masjid al-furqan adalah kelompak penjuang pembebasan Patani, tanpa lebih dahulu mengsiasati kejadian pada malam itu, dan untuk kebijakan sekarang, pihak keamanan ingin menggali kembali mayat-mayat kurban di masjid al-furqan, dengan memberi alasan pembuktian anak-anak peluru yang ada pada tubuh-tubuh mayat.

Permainan apa pula sekarang yang sedang dirancang oleh pihak keamanan, para ahli-ahli keluarga dan ahli-ahli waris dirayu demi keadilan, dan tidak cukup permainan itu saja, pihak keamanan membuat kebijakan untuk mencapai maksud yang mereka ingin kan, yaitu dengan memberi rayuan berbentuk uang pada ahli-ahli keluarga dan ahli-ahli waris, apakah semurah itu, mareka mengguna alasan dan santunan uang, sunggup tidak bolih diterima oleh akal yang waras bagi ummat Islam Patani, setelah kejadian berminggu-minggu, pihak keamanan baru mau membuktikan keadilan, jika kita semua bertanya, kenapa pihak keamanan baru mau mebuktikan secara hukum, dan baru mau mengsiati secara sungguh-sungguh, tidak lain adalah, bahwa dunia international selalu menekankan kinerja pihak keamanan yang ada di selatan sekarang, selama 5 tahun lebih, terhitung pada kejadian secara sekala besar pada tanggal 04 january 2004 sampai saat sekarang, daerah selatan thai telah menjadi bubur dari kaki-kaki askar dari setiap korp, dan secara hukum diberlalaku darurat militer.

Kejadian di masjid al-furqan bukan kejadian pertama kali pada ummat Islam Patani, namun sesungguhnya kejadian di masjid al-furqan adalah kejadian yang kesekian kali dengan tidak ada bukti yang bolih diterangkan pada dunia International dan ummat Islam diseluruh dunia, bila dikaitkan dengan sistem pemerintahan yang sesungguhnya, Thailand merupakan munarkhi yang mutlak, yang mana raja ada diatas segala hukum yang berlaku, maka tidak syak lagi, kenapa pengadilan memutuskan aparat pemerintah tidak bersalah pada kajadian tak-bai, seolah-olah nya, aparat pemerintah adalah tangan yang suci dari maha raja, kejadian demi kejadian pada ummat Islam Patani, memberi kasan, bahwa air mata dan darah sebagai bahan ritual pada sang maha raja yang memakai baju demokrasi, kejadian di masjid al-furqan adalah sebahagian dari bahan ritual sang diatas hukum manusia.

Fadhil