Selamat datang di blog haram patah, blog orang mustadh'afin, yang menyediakan bacaan bahasa melayu sederhana, blog yang memberi sikap haram patah dalam perjuangan dan kehidupan, selamat membaca dan menimba wawasan

SEBUAH MEMORY DIBALIK KUBUR YANG SEPI

| |

Kita semua yang mengaku diri sebagai orang Melayu Fathoni tentu tidak banyak kenal tengtang tokoh perjuangan Bangsa, Agama dan Negara, pada kesempatan ini penulis yang sedikit pengetahui tengtang keperibadian seorang tokoh Perjuangan Fathoni, yang hanya terdengar cerita dari mulot ke mulot rakyat Fathoni dan terdengar dari Para gurila Fathoni yang tak kenal arti kata menyerah dan putus harapan dari kemenangan dan putus harapan dari pertulongan Allah SWT, setiap bangsa yang ada didunia ini tentu ada tokoh dan pemimpin yang memimpin rakyat nya, sejarah mencatat bangsa Melayu Fathoni terkalah perang dari bangsa Siam, didalam buku sejarah Fathoni mencatat bahwa kerajaan Fathoni ditakluk oleh bala tentara Siam pada tahun 1785 M, dan secara resmi ditelan dengan surat perjanjian Siam dengan Britis pada tahun 1909 M, yang terkenal dengan perjanjian Angglo, sungguh malang nasib bangsa melayu Fathoni, dibalik kemalangan bangsa melayu Fathoni itu, tertampak jelas jiwa imprialisme Siam yang terus mecongkat dibumi serambi Mekah Fathoni Darussalam, berkali-kali Fathoni bangkit berdiri untuk melawan demi membebas bumi yang dipertuankan dan menjaga kesucian Agama dari Bangsa Siam, akan tetapi selalu dipukul patah oleh Bangsa Siam yang banyak bala tentara, maka tergugur para pejuang satu demi satu dibumi yang dipijak milik orang, bagaikan perdaunan yang ditepa ribut angin, bangkit dan terus bangkit, tidak pernah sepi dari kata agung dan kata harapan “Allahhu Akbar! Fathoni insyaallah Merdeka!, tokoh demi tokoh terus bangkit dan mengajak rakyat nya untuk sama-sama melawan, sungguh bila kita semua tilek dengan baik bahwa jiwa bangsa melayu Fathoni belum dikalahkan dari Bangsa Siam, manum masih ada roh kepahlawanan dan api cinta Bangsa, Agama dan Negara.

Dibalik sebuah kubur yang sepi dan kurang terurus itu ada sebuah nama Wan Yusuf Wan Derame atau terkenal dengan nama gelaran Supek, siapa dia yang sebenar nya?, biliau terkenal dengan pribadi yang sopan dan rapi, berbadan tegap dan mudah bergaul sama siapa saja, biliau adalah seorang suami bagi istrinya, yang penuh perhatian dan tak sepi dari cinta kasih dan sebagai seorang ayah yang penuh kasih sayang bagi anak-anak nya, dibalik itu juga biliau terkenal sebagai seorang guru yang mengajar ilmu pengetahuan umum pada sebuah sekolah agama, yang dicintai oleh anak-anak didiknya, namun bagi para gurela pembebasan Fathoni, biliau dikenal sebagai seorang commander yang arif bijaksana dan roh pebangkit semangat keprajuritan, sedangkan para tokoh militer Siam, kenal biliau sebagai tokoh dalang utama dalam aksi militer diseluruh bumi bersejarah Fathoni, yang memberi leble biliau sebagai seorang panglima bila Fathoni Merdeka, dari cerita seorang pemuda yang penulis dapat mendengar, bahwa biliau seorang yang jiwa pengorbanan tinggi, sanggup meninggal kemewahan harta benda, dan sanggup mengorban cinta rasa pribadi dari anak istri demi panggilan tugas dan seruan suci Agama, bagi penulis sendiri ingin mengetahui lebih dalam, siapa sebenarnya seorang nama gelaran Supek itu, apakah dia sebagai seorang Panglima Militer Fathoni seperti mana yang dikata oleh tokoh militer Siam, sungguh sangat langka seseorang yang akan mendapat lable Panglima dari musuh nya sendiri, barang kali secara susunan perjuangan menuntut keadilan dan hak yang dipertuankan Bangsa Melayu Fathoni biliau mejabat sebagai seorang Panglima angkatan bersenjata sesungguh nya, entah! lah. Penulis ini hanya mencatat menjadi tulisan ini sebagai sebuah memory yang sangat berharga, untuk menjadi keteladanan pada putra-putri Bangsa Melayu Fathoni, dan menjadi rujukan pelajaran bagi para generasi angkatan pemuda dan angkatan pemudi penerus kesadaran manusia melayu Fathoni, yang punya jiwa tidak terkalahkan oleh bangsa musuh Siam yang besar.



Sungguh Bangsa Melayu Fathoni sendiri tidak pernah sepi dari api perjuangan menuntut kembali yang dipertuankan hak bumi sendiri, dari awal kejatuhan kerajaan pada tahun 1785 M sempai keadaan memanas sekarang, tidak pernah berhenti api berjuangan untuk mendapat kemerdekaan, jatuh satu angkatan perjuangan timbul pula angkatan perjuangan baru untuk berjuang, walau pun para pejuang menyadari kekuatannya kecil bila dibandingkan dengan kekuatan lawan yang sangat besar, namun tetap saja dengan jiwa nekat dan jiwa berani untuk melawan, dengan persenjataan yang tua dengan ala apa ada nya dan jauh dari dana yang memadai, sungguh Bangsa Melayu Fathoni tidak kalah, bagi penulis secara pribadi bila melihat kubur para syuhada Fathoni, maka bathin penulis terdengar suara dari mareka, seolah-olah terdengar suara yang menuntut pada Tuhan nya “hi tuhan ku! Hidupkan aku! kembali dibumi Fathoni lagi, aku! hendak melawan dengan musuh-musuh ku! dan musuh-musuh mu! dan sudi menemu ajal panggilan mu! berkali-kali, hi tuhan ku! hidupkan aku! kembali, aku! mahu terus melawan!”.

Sebuah memory dibalik kubur yang sepi itu, akan memanggil-manggil orang-orang yang sadar akan nilai khidmah terhadap bangsa dan agama yang lurus, dan dibalik kubur yang sepi itu akan menjadi sebuah sejarah keteladanan pengurbanan, keluhuran budi, keberanian menerima resiko dan kegigihan dalam perjuangan menuntut kemerdekaan tanah pusaka melayu Fathoni, semuga.

By : Saifullah

1 ความคิดเห็น:

Anonymous said...

sungguh

Post a Comment